Pada
abad 9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles seperti De Interpretatione,
Eisagoge oleh Porphyus dan karya Boethius masih
digunakan.Lahirlah logika modern dengan tokoh-tokoh seperti:
- Petrus Hispanus (1210 - 1278)
- Roger Bacon (1214-1292)
- Raymundus Lullus (1232 -1315) yang menemukan metode logika baru yang dinamakan Ars Magna, yang merupakan semacam aljabar pengertian.
- William Ocham (1295 - 1349)
Pengembangan
dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh Thomas Hobbes (1588 - 1679) dengan karyanya Leviatan dan John Locke (1632-1704)
dalam An Essay Concerning Human Understanding
Francis Bacon (1561 - 1626) mengembangkan
logika induktif yang diperkenalkan dalam bukunya Novum Organum Scientiarum.J.S. Mills (1806 - 1873) melanjutkan logika yang menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya System of Logic
Lalu logika diperkaya dengan hadirnya pelopor-pelopor logika simbolik seperti:
- Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) menyusun logika aljabar berdasarkan Ars Magna dari Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan menyederhanakan pekerjaan akal budi dan lebih mempertajam kepastian.
- George Boole (1815-1864)
- John Venn (1834-1923)
- Gottlob Frege (1848 - 1925)
Lalu
Chares Sanders Peirce (1839-1914), seorang filsuf Amerika Serikat yang pernah
mengajar di John Hopkins University,melengkapi logika simbolik dengan karya-karya
tulisnya. Ia memperkenalkan dalil Peirce (Peirce's Law) yang menafsirkan
logika selaku teori umum mengenai tanda (general theory of signs)
Puncak kejayaan
logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan terbitnya Principia Mathematica tiga
jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead (1861 - 1914) dan Bertrand
Arthur William Russel (1872 - 1970).
Logika
simbolik lalu diteruskan oleh Ludwig Wittgenstein (1889-1951),
Rudolf Carnap (1891-1970), Kurt Godel (1906-1978),
dan lain-lain.
Logika sebagai matematika murni
Logika
masuk kedalam kategori matematika murni karena matematika adalah logika yang
tersistematisasi. Matematika adalah pendekatan logika kepada metode ilmu ukur
yang menggunakan tanda-tanda atau simbol-simbol matematik (logika
simbolik). Logika
tersistematisasi dikenalkan oleh dua orang dokter medis, Galenus (130-201 M)
dan Sextus Empiricus (sekitar 200 M) yang mengembangkan logika dengan
menerapkan metode geometri.
Puncak
logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913
dengan terbitnya Principia Mathematica tiga jilid yang merupakan karya
bersama Alfred North Whitehead (1861 - 1914) dan Bertrand Arthur William Russel (1872 - 1970).
Kegunaan logika
1.
Membantu setiap orang yang mempelajari
logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis
dan koheren.
2.
Meningkatkan kemampuan berpikir secara
abstrak, cermat, dan objektif.
3.
Menambah kecerdasan dan meningkatkan
kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
4.
Memaksa dan mendorong orang untuk
berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis
5.
Meningkatkan cinta akan kebenaran dan
menghindari kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan serta kesesatan.
6.
Mampu melakukan analisis terhadap suatu
kejadian.
7.
Terhindar dari klenik , gugon-tuhon (
bahasa Jawa )
8.
Apabila sudah mampu berpikir rasional,kritis
,lurus,metodis dan analitis sebagaimana tersebut pada butir pertama maka akan
meningkatkan citra diri seseorang.
0 komentar:
Posting Komentar