Kehidupan, Konsep yang Lebih dari Sekadar
Tumpukan Molekul ??
Marilah sejenak kita lupakan seluruh kemustahilan dan
menganggap bahwa molekul protein terbentuk dalam lingkungan yang paling tidak
tepat, tidak beraturan, seperti kondisi bumi purba. Pembentukan satu protein
saja tidak akan cukup. Protein ini harus sabar menunggu selama ribuan bahkan
jutaan tahun dalam lingkungan yang tidak beraturan tanpa mengalami kerusakan,
sampai protein
lain terbentuk secara kebetulan di dekatnya dalam kondisi yang
sama. Protein tersebut harus menunggu hingga jutaan protein yang tepat
terbentuk di sekitarnya dalam kondisi lingkungan yang sama, seluruhnya
"secara kebetulan". Protein-protein yang terbentuk lebih dulu harus
cukup sabar menunggu tanpa dirusak sinar ultraviolet dan efek-efek mekanis yang
keras sampai protein lain muncul di dekat mereka. Kemudian protein-protein ini
dalam jumlah memadai, yang semuanya muncul pada tempat yang sama, akan
bergabung menghasilkan kombinasi fungsional dan membentuk organel-organel sel.
Tidak ada senyawa berlebih, molekul berbahaya atau rantai protein tak berguna
yang mengganggu mereka. Kemudian, bahkan bila organel-organel tersebut
bergabung secara harmonis dan sesuai dengan rancangan dan urutannya, mereka
harus dilengkapi enzim-enzim penting dan menutup diri dengan sebuah membran.
Ruangan dalam membran harus diisi dengan cairan istimewa untuk menyediakan
lingkungan ideal bagi organel-organel tersebut. Sekarang, sekalipun semua
kejadian “yang sangat tidak mungkin” ini secara kebetulan benar-benar terjadi,
apakah tumpukan molekul ini akan hidup?
Jawabannya adalah “tidak”, karena penelitian telah
mengungkapkan bahwa kombinasi seluruh bahan penting bagi kehidupan saja tidak
cukup untuk memulai suatu kehidupan. Bahkan bila seluruh protein pen-ting bagi
kehidupan dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, usaha ini tidak
akan menghasilkan satu pun sel hidup. Seluruh eksperimen mengenai hal ini telah
terbukti tidak berhasil. Seluruh observasi dan eksperimen menunjukkan bahwa
kehidupan hanya muncul dari kehidupan. Pernyataan bahwa kehidupan berevolusi
dari benda mati atau “abiogenesis” adalah kisah yang hanya ada dalam mimpi
evolusionis, dan sama sekali berbeda dengan setiap hasil eksperimen dan
observasi.
Dalam hal ini, kehidupan pertama di bumi ini harus
berasal dari kehidupan lain. Ini merupakan refleksi asma Allah yaitu “Al
Hayyun” (Pemilik Kehidupan). Kehidupan dapat dimulai, berlanjut dan berakhir
hanya dengan kehendak-Nya. Sedangkan evolusi, selain tidak mampu menjelaskan
bagaimana kehidupan dimulai, juga bagaimana bahan-bahan penting bagi kehidupan
dapat terbentuk dan bersatu.
Chandra Wickramasinghe menggambarkan realitas yang
dihadapinya sebagai ilmuwan yang seumur hidup diajari bahwa kehidupan muncul
dari peristiwa-peristiwa kebetulan:
Sejak masa pendidikan untuk menjadi seorang
ilmuwan, otak saya benar-benar dicuci agar percaya bahwa ilmu pengetahuan tidak
sesuai dengan pen-ciptaan yang 'disengaja'. Pemikiran tentang penciptaan ini
harus disingkirkan dengan cara yang menyakitkan. Pada saat ini, saya tidak
dapat menemukan argumentasi rasional untuk mengalahkan ajakan mempercayai
Tuhan. Kami biasanya memiliki pikiran terbuka; dan sekarang, kami sadar bahwa
satu-satunya jawaban logis atas kehidupan ini adalah penciptaan—bukan proses
acak dan kebetulan.
0 komentar:
Posting Komentar