|
||
Pengarang: Chairil
Anwar
Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri Perahu melancar, bulan memancar, di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar. angin membantu, laut terang, tapi terasa aku tidak ‘kan sampai padanya. Di air yang tenang, di angin mendayu, di perasaan penghabisan segala melaju Ajal bertakhta, sambil berkata: “Tujukan perahu ke pangkuanku saja,” Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh! Perahu yang bersama ‘kan merapuh! Mengapa Ajal memanggil dulu Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?! Manisku jauh di pulau, kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri. 1946 |
||||
|
||||
Pengarang: Chairil
Anwar
kepada sri
Sepi di luar. Sepi menekan mendesak. Lurus kaku pohonan. Tak bergerak Sampai ke puncak. Sepi memagut, Tak satu kuasa melepas-renggut Segala menanti. Menanti. Menanti. Sepi. Tambah ini menanti jadi mencekik Memberat-mencekung punda Sampai binasa segala. Belum apa-apa Udara bertuba. Setan bertempik Ini sepi terus ada. Dan menanti. |
||||
|
||||
Pengarang: Chairil
Anwar
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja Di hitam matamu kembang mawar dan melati Harum rambutmu mengalun bergelut senda Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba Meriak muka air kolam jiwa Dan dalam dadaku memerdu lagu Menarik menari seluruh aku Hidup dari hidupku, pintu terbuka Selama matamu bagiku menengadah Selama kau darah mengalir dari luka Antara kita Mati datang tidak membelah… |
||||
|
||||
Pengarang: Chairil
Anwar
kelam dan angin lalu mempesiang
diriku,
menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin, malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu; tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku 1949 |
||||
|
||||
Pengarang: Chairil
Anwar
kepada pemeluk teguh
Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut namamu Biar susah sungguh mengingat Kau penuh seluruh cahyaMu panas suci tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Tuhanku aku hilang bentuk remuk Tuhanku aku mengembara di negeri asing Tuhanku di pintuMu aku mengetuk aku tidak bisa berpaling 13 November 1943 |
||||
|
||||
Pengarang: Chairil
Anwar
Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari
kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu dipanggang diatas apimu, digarami lautmu Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945 Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu Aku sekarang api aku sekarang laut Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh Liberty, Jilid 7, No 297, 1954 |
||||
|
||||
Pengarang: Chairil
Anwar
cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam ada beberapa dahan di tingkap merapuh dipukul angin yang terpendam aku sekarang orangnya bisa tahan sudah berapa waktu bukan kanak lagi tapi dulu memang ada suatu bahan yang bukan dasar perhitungan kini hidup hanya menunda kekalahan tambah terasing dari cinta sekolah rendah dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan sebelum pada akhirnya kita menyerah 1949 |
||||
|
||||
Pengarang: Clauryn
Zovanovsky
Dia dan cintanya….
Aku dan cintaku… Aku mencintainya dan aku lelah.. Sedikit nakal aku bermain dalam kejenuhanku Mencoba meramba pelan mencari sesuatu yang baru.. Sesuatu yang membuatku menenggelamkan bosanku… Jika seperti ini, siapa yang bersalah..??? Aku dan kelelahanku, atau dia yang membuatku lelah…??? Aku dan kejenuhanku ataukah dia yang membuatku jenuh…??? Aku sakit namun tak mampu berpaling… Aku lelah namun tak sanggup tuk pergi… Aku terluka namun aku mencinta.. Mencinta pada dia… Kekasih jiwa yang membuatku lelah… |
||||
|
||||
Pengarang: Neela
beribu hari ku lalui bersama mu….
namun kau tak pernah peduli kan hadirku…. berjuta masa ku menemani raga mu… namun bathinmu tak pernah ingin kan ku… hingga ambang batas rasa cintaku…. ku langkahkan kaki menjauhi mu…. namun tetap tak kau relakan…. apa yang sebenarnya ada dalam kalbumu??? cinta atau kah sebatas keinginan dan ke egoisan??? ku terdiam sejenak tuk memutuskan… namun cinta ku pada mu tetap berkobar… dan kuputuskan untuk tetap tinggal di dekat mu… hari pun silih berganti… namun kau tetap seperti yang dulu… acuh dan tak peduli pada cintaku… dan hingga batas waktu ini… slalu dan kan slalu kUpertanyakan… ADAKAH ENGKAU MENCINTAIKU |
||||
|
||||
Pengarang: Chloe
Terbangun dari mimpi dengan dada
bergemuruh lusuh.
Terperangah dan harus kecewa. Tidak akan ada waktu yang tepat untuk hal yang tidak enak. Bagi aku, dia. Ada sesuatu dan kau biarkan aku beku. Sampai kapan aku menunggu, atau aku yang harus berlalu. |
||||
|
||||
Pengarang: Tony
Irawan
Ketika kamu dan aku tiba
di sini… diantara ruas jarimu, jariku tertawa, termenung bersama waktu yang berlangsung Kau tersenyum padaku. Kita menunggu pagi yang pasti, esok yang cerah dan kebahagiaan di hari nanti Kita terikat akar dan tanah menyatu dalam kekuatan satu dan tak pernah padam Ketika nanti kau tumbuh dan berkembang tebaran pesona aphrodite selalu kan kau bawa, mentari selalu kan bersinar, dan aku selalu kan berada di sisimu Semua menjadi pasti kembang api dan istana pasir serta gegap gempita pesta melebur kita dalam pelukan Bersama zeus aku bawa bintang kembali bersinar untukmu seorang dewiku dan pelangi di antara kita. Simpan bait terakhir lagumu untuk kita bercumbu di lain waktu (Jakarta, 29 nov 08) |
0 komentar:
Posting Komentar